Kamis, 19 Mei 2011

Pendidikan di Kecamatan Tanggeung

Pendidikan di Kecamatan Tangeung
Pada dasarnya semua komponen dalam bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan membentuk budi pekerti luhur dan berguna bagi masyarakat. Tujuan yang mulia itu hanya menjadi selogan semata jika tidak diimplementasikan dalam pelaksanaan pendidikan khusus di kecamatan Tanggeung. mengapa demikian? saya adalah salahsatu paraktisi pendidikan di Tanggeung merasakan apa yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pimpinan pendidikan yang ada di kecamatan Tanggeung. 

Ketika ada kebijakan yang mengenai pendidikan bagi siswa dan guru pasti terjadi ketidakseimbangan anatara seharusnya dan realita. salah satu contoh mengapa BKM harus dipotong? mengapa BOS juga harus membiayai kegiatan kedinasan? mengapa memilih kuantitas dari pada kualitas dalam plaksanaan Ujian Nasional? 
Relepansi antara mencerdasakan kehidupan bangsa dan pelaksanaan apakah ada kesinambungan? saya jawab Tidaaaaaak...... Fenomena ini yang menjadi ganjalan dalam hati nurani semua pendidik di lingkungan Pusbindik TK/SD Kec. Tanggeung.
Mau tercipta budi pekerti yang luhur bagaimana jika tauladan yang ada tidak ada, saya merasa khawatir terhadap masa depan peserta didik yang ada di kecamatan Tanggeung, korelasi anatara tujuan dengan realita keseharian tidak ada. 
fenomena ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja sangat diperlukan orang-orang yang berkopenten dalam mengurusi kebijakan pendidikan. jangan sampai terjadi pengangkatan Kepala sekolah hanya melihat dari DUK (daftar urut kerja) tidak memperhatikan kualifikasi dan  kemampuan manajerila dari calon kepala sekolah. Entah apa yang etrjadi dalam penyaringan calon kepala kepala sekolah. Padahal jabatan Kepala Sekolah hampir bisa dikatakan Jabatan Absolut (Mutlak) karena berakhir jabatan hanya dengan Pensiun. jka selama mejabat kepala sekolah tidak bisa melaksanakan TUFOKSI sebagai kepala sekolah, maka kemajuan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya itu akan terjadi seperti apa. apakah Tujuan Pendidikan di atas bisa tercapai?
Masih ada kelemahan yang terjadi di Kecamatan Tanggeung adalah kekurangan Tenaga Pengajar di setiap sekolah, antara Sukwan dan PNS hampir sama jumlahnya (50:50). ini terjadi akaibat dari kebijakan Pusbindik yang terlalu lunak dalam merekomendasi Mutasi Guru ke luar Kecamatan. masa yang baru mengabdi kurang dari 5 tahun begitu mudahnya untuk mutasi ke kampung halamannya. saya heran heran heran ko bisa ya............... ada apa dengan mu .........................
1. Perbaiki sikap dan mekanisme kehttp://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4406313872347143005bijakan di PUSBINDIK
2. hilangkan kebijakan yang serba menggunakan uang
3. Utamakan mutu pendidikan secara kualitas
4. Carilah solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah jgn dengan cara jalan [intas
5. perhatikan para guru yang berkualitas
6. Gunakan aturan yang baku 
7. jangan sekali-kali mebina seorang guru dengan anacaman Mutasi ke daerah yang jauh
Mungkin salah satu upaya untuk mengatasi itu sementara ini dengan cara demikian.

Minggu, 01 Mei 2011

Kegiatan Hardiknas di Kec. Tanggeung

Tema:" Pasanggiri pupuh pikeun ngaronjatkeun pangaweruh juru atik dina raraga ngamumule Budaya Sunda"
Panitian Kegiatan
Ketua       : Juanda, S. Pd. Sd
wk Ketua : Cece Priyatna, S. Pd
Sekretaris : Yusmanto, S.Pd.SD
MC          : Asep Supriadi, S. Pd
Bendahara: Nurcahya, S. Pd
Peserta Kegiatan diikuti oleh seluruh guru yang ada di wilyah Kecamatan Tanggeung yaitu dari setiap SD diwakili oleh dua orang peserta laki-laki dan wanita.
Pupuh yang dilombakan:
wajib     > Dangdagula dan Asmarandana
pilihan    > Maskumambang, Juru demung

Pemenang atau juara pasanggiri pupuh adalah :
Juara I        : Pasangan Kurniawan dan Fitri dari SD Puspajaya
Juara II      : Pasangan ayi alan dan Nurulpah SD cilongsong II
Juara III     : Usep dan Pasangannya dari SD Bojong petir

Selamat Datang di Blog Paguyuban Guru Tanggeung

Jika rekan-rekan guru mempunyai unek-unek dan ingin memberikan pengalaman yang berarti gabung di blog PGT.
Semua ini saya ciptakan untuk memfasilitasi rekan-rekan seperjuangan dalam mencerdasakan bangsa. meskipun dahulu mendapat gelar "Pahlawan Tanpa Jasa" akan tetapi saya kurang sependapat dengan julukan itu yang paling tepat adalah "Pembangun Insan cendekia".
Haloo.......
Kita sebagai pembangun insan cendekia mari tingkatkan prestasi kita dalam bidang pendidikan baik di formal maupun nonformal. Kita jangan mudah dibohongi oleh kebijakan pimpinan kita yang menyesatkan dan merugikan atau kebijakan yang keliru dan keluar dari kode etik guru. dalam hal ini saya tidak setuju dengan perekrutan para calon sertifikasi dan calon kepala sekolah khusus di lingkungan Tanggeung.
salah satu contoh kebijakan yang sangat keliru adalah :
1) Para calon sertifikasi dipungut uang
2) Para calon kepala sekolah bersaing dengan uang
3) Tidak memperhatikan kredibilitas dan kualifikasi guru atau calon-calon tersebut
Fenomena ituah yang membuat saya marah, emosi dan ingin memberontak kepada KEBIJAKAN PUSBINDIK TANGGEUNG.